Tips Menghadapi Bayi (yang lagi) Susah Makan



Since I introduced Zeya to solids 4 months ago, she has always been a good eater. Makannya lahap, apa saja suka, sudah bisa minum dari sedotan sejak usia 6 bulan, dan sebagainya. Namun demikian, bukan berarti dia tidak pernah GTM (Gerakan Tutup Mulut) lho. Ada kalanya dia juga malas makan, dan berhubung minggu kemarin dia baru saja tumbuh gigi pertama (ya, di umur satu tahun. She's kinda late in that), jadilah GTM itu baru saja kami alami.

Lalu saya jadi terinspirasi untuk membuat post ini. Apa yang saya lakukan jika bayi susah makan?

Yang pertama dan utama, jangan panik! Terutama jika bayi belum berumur satu tahun karena sebelum umur satu tahun, food is only for learn & fun. Belajar tekstur, rasa, warna, dan lain-lain. Nutrisi utama tetap datang dari ASI atau formula. Jadi selama si bayi mimi-nya bagus, ibu tidak perlu cemas.

Yang kedua, jangan dipaksa. Memang sih stress lihat anak gak mau makan, dan dengan semua makanan yang lagi-lagi terbuang rasanya gemas sekali ingin memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Tapi please, jangan dipaksa. Siapapun tidak suka dipaksa melakukan sesuatu termasuk bayi. Memaksa bayi untuk makan hanya akan membuat dia trauma ke depannya. We don't want it to happen, mamas..

Yang ketiga, keep food handy. Siapkan makanan dan cemilan dalam porsi kecil sehingga kapanpun si kecil sedang anteng atau main, kita bisa menawarkannya makanan. Sukur-sukur dimakan. Kalau engga, dicoba lagi nanti. Telaten is the key.

Yang ke empat. Coba buat makanan dengan tekstur berdeda. Jika bayi selama ini makan bubur atau tim, coba tawarkan finger food. Berhubung Zeya BLW (Baby Led Weaning), saya malah sebaliknya, menawarkan bubur. Selain itu saya juga membuat smoothies yang kaya gizi, sehingga nutrisi banyak masuk dengan sekali sedot. ;)

Terakhir, enjoy! Apapun penyebabnya, GTM bayi biasanya hanya sementara kok. Selama bayi sehat, ceria, tidak demam, dan tetap aktif, saya biasanya tidak panik berlebihan.

Comments

Popular Posts