Plan Your Marriage!

Apa bedanya plan the wedding and plan the marriage? Tentunya beda! Plan the wedding adalah menyiapkan acara pernikahan untuk hari H-nya alias pesta pernikahannya, sedangkan plan the marriage adalah mempersiapkan akan seperti apa kehidupan pernikahan kita nantinya. Kebanyakan calon pengantin (seperti saya juga dulu), biasanya sibuk dan stress untuk plan the wedding dan malah sering lupa untuk plan the marriage. Padahal hal-hal sepele di bawah ini penting untuk dipikirkan, diyakinkan, dan dibahas sebelum pernikahan lho supaya gak menimbulkan masalah nanti ke depannya.

Picture from Amornie


Oke, saya bukan konsultan pernikahan, ini based on what other married people shared to me aja ya.. Plus, hal-hal di bawah ini bukan rumus matematika yang mutlak banget. Gak ada yang bener, gak ada yang salah karena semuanya tergantung sama kondisi, keinginan, dan tentunya perasaan masing-masing.. :)

1. Is he/she the one??
I know.. Ini bukan hal kecil dan terdengar agak provokatif, tapi percaya deh. Gak masalah udah berapa lama kamu pacaran, tetep tanya hati kecil kamu, "bener dia orangnya?". Untuk yang muslim, bisa dibantu dengan shalat istikharah, dan untuk yang lain dengan bercermin sama hati kecil kamu dan bayangin kehidupan kalian nantinya bakal kaya gimana. Saya sudah terlalu sering denger orang bilang "You will never marry the love of your life. At the end, you will just marry someone who treats you better" atau "Many people are lucky enough to marry their love, but most of us just do it with the one who available and just go with it". naudzubilahimindzalik! Pastinya kita pengen menghabiskan sisa hidup dengan orang yang dicinta (dan juga mencintai) kan..

2. Masa Depanku = Masa Depanmu?
Banyak orang yang mengubur cita-citanya setelah menikah hanya karena statusnya yang sudah tidak lajang, atau karena punya momongan. Kalau menurut saya, pasangan hidup tidak seharusnya menghalangi satu sama lain, tapi mendukung satu sama lain untuk sama-sama mencapai cita-cita. Jadi, hal ini perlu dibicarakan dengan si calon, apakah istri mau bekerja atau tidak, apa yang dimau, bagaimana mensinergikannya. Jangan lupa juga merencanakan masa depan berdua, termasuk financial planning. Jangan sampai pesta meriah dan super mewah, tapi habis itu modal mulai dari nol lagi untuk hidup di masa depan. Think long term..

3. Uangku = Uangmu?
Bisa jadi memusingkan kalau gak dibahas dari awal. Dan bagaimanapun keputusan akhirnya (tergantung kesepakatan kamu dan si calon), tetep harus dibahas tentang bagaimana mengatur keuangan keluarga, pengeluaran apa yang wajib, apa yang tidak terlalu penting, bagaimana membagi penghasilan untuk kebutuhan rumah tangga dan sebagainya.

4. Cara Nge-Treat Keluarga Masing-masing
Sepele, tapi penting dibahas, karena kalau udah nikah hal sekecil apapun yang menyangkut urusan keluarga bisa jadi bahan berantem. Jadi, before you tying the knot, coba diomongkan gimana mau nge-treat keluarga masing-masing setelah nikah. Misalnya: apakah mau ngasi uang bulanan ke orang tua dengan jumlah yang sama, apakah kalian keberatan/tidak kalau ada anggota keluarga yang lain ikut tinggal dengan kalian, atau termasuk gimana merayakan hari raya (mudik).

5. Social Life after the Wedding
Kaya sahal satu sahabat saya pernah bilang; menikah bukan berarti mengubah kita jadi orang yang membosankan dan jadi jauh sama teman-teman kita. Sebaliknya, kita harus nambah teman karena kita jadi punya teman-teman dari pihak pasangan kita juga. Penting! Bahas apakah kamu akan masih bisa hangout bareng teman-temanmu setelah menikah, dan tentukan batasan-batasan yang disepakati berdua (misal, boleh tapi gak pulang lebih dari jam 11 malam) untuk menghindari konflik tapi tetap memberikan kebebasan.

6. Pembagian Pekerjaan Rumah Tangga
Di era globalisasi sekarang dimana masalah gender equality udah mulai digembar-gemborkan, rasanya gak adil kalo urusan pekerjaan rumah tangga cuma dilimpahkan sama satu pihak (baca: istri), apalagi kalau sang istri juga bekerja. Apalagi untuk pengantin baru yang mungkin belum pakai asisten rumah tangga, kekompakan dalam hal ini penting banget! Tapi, tetep harus diomongin dari awal supaya menghindari keluarnya ucapan "lho, itu kan sudah tugas kamu sebagai perempuan". Gimanapun, rumah tangga dijalani berdua , dan saya salut banget sama tante dan om saya yang tinggal di Canberra. Om saya tidak segan menjemur baju, ngepel, atau menyiapkan sarapan anak-anak lho! Apalagi pas istrinya lagi kecapekan.. Dukungan suami yang seperti itu menurut saya lebih sweet dari pada hadiah barang-barang mahal. hihi..

7. Persiapan Ilmu dan Batin
Nah, yang gak kalah penting adalah persiapan ilmu, terutama ilmu agama. Untuk teman-teman muslim, baca buku-buku agama tentang pernikahan dibarengai dengan tadarus mohon berkah dan kelancaran. Persiapkan juga mental untuk mendampingi dan menyupport dan mental untuk jadi orangtua jika memang kamu berencana langsung punya anak. Karena siap jadi orang tua dan siap punya anak itu dua hal yang berbeda..

At the end, buat para calon pengantin.. Selamat menikmati semua proses persiapan dan santai saja! Gak usah terlalu stress, what's the worst could happen? Hehe.. Yang penting kita nikah dengan orang yang tepat, di waktu yang tepat, dengan alasan dan tujuan yang tepat.. :)
Barakallahu fikum!

xxoooxxoo,
Tan

Comments

  1. Aduh, semoga saja nanti dapat suami yang baik, untuk batin, keluarga, dan masa depan :) Makasih infonya mbak. Sudah di bangku kuliah rasanya sudah perlu buat mikir yg seperti ini hehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts