Review Museum Macan untuk Balita

Bagian dalam Museum Macan

Siapa sih yang gak tau Museum yang lagi hits satu ini? Yup! Museum Macan atau Modern and Contemporary Art in Nusantara Museum yang terletak di bilangan Jakarta Barat ini cukup menarik perhatian sejak dibuka pada November 2017 yang lalu. Terutama karena ada infinity room nya Yayoi Kusama yang sukses membuat museum ini viral di socmed saking banyaknya orang yang berfoto disana. Bahkan katanya saat awal dibuka, antrian untuk masuk ke infinity room ini bisa mengular banget. Whoa! Long queue only to spend 45 seconds inside.

Sebagai manusia biasa, tentunya saya juga ikut penasaran. Tapi karena letaknya cukup jauh dari rumah kami (sekitar 30 km), saya jadi banyak pertimbangan (baca: alasan) buat gak jadi lagi gak jadi lagi kesana. Nah, kebetulan suatu hari saat saya sedang scrolling IG feed, saya menemukan info bahwa setiap hari Kamis pagi ada kegiatan Sensory Play & Story Telling untuk balita di Museum Macan. Acara ini diadakan secara kerjasama dengan Ganara Art Studio. Ting! Otak saya langsung ngasih sinyal bahwa inilah waktunya untuk mengajak anak balita saya, Zeya, ke Museum Macan.

Saya pun mengajak teman saya Rissa dan anaknya Alula untuk mengikuti kegiatan ini. Pendaftarannya dilakukan via email dan biayanya sebesar Rp 200.000 (sudah termasuk perlengkapan main dan tiket masuk museum).

Pada hari nya, seperti biasa riweuh di rumah (gak ada ART, cin) sehingga saya dan Zey harus berangkat telat. Jarak yang kami tempuh sekitar 30km (udah kaya Bandung-Subang) dan macet pula. Huuuaaa.. Alhasil kami baru sampai Museum Macan pukul 11:00. Tapi untungnya miss-miss nya baik-baik mau nungguin saya dan Zeya, dan memang kebetulan hari itu hanya ada Zeya dan Alula yang ikut kegiatannya.

Tema kegiatan hari itu adalah KELAPA. Zeya & Alula dikenalkan dengan sosok buah kelapa betulan, habis itu ‘dibuka’ dan merasakan enaknya kelapa muda, lalu memeras parutan kelapa. Air dari parutan kelapa itu lalu dibuat play dough (dicampur tepung dan minyak) hingga jadilah play dough beraroma kelapa. Kegiatan ditutup dengan membuat topi bentuk pohon kelapa. Kegiatannya; mewarnai topi dengan spons, membuat dots dengan jari, dan menempel daun-daun & buah kelapanya. Selesai acara, Zeya & Alula membawa pulang oleh-oleh play dough & topi buatan mereka.

Zeya sedang membuat topi kelapa

Zeya sedang memeras parutan kelapa

Kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam ini menurut saya padat stimulasi. Selama itu, semua indera anak distimulasi (indra peraba, perasa, pencium, penglihat, pendengat), dan kreatifitas mereka juga dibuka dengan kegiatan seni mewarnai (anak-anak boleh pilih warna-warna kesukaan mereka). Zeya & Alula anteng & menikmati waktu mereka (walaupun diselingi pipis. Hihi)

Setelah selesai berkegiatan bersama Ganara Art Studio, kami pun masuk ke arena galeri Museum Macan, which is its main feature. Buat saya & Rissa yang gak ngerti seni, yaaaa.. lanyak lukisan dan sculpture. (yaiyalah tan, apa lagi? Wkwk). Apalagi ditemenin 2 toddler yang maunya kesana sini sesuka hati, makinlah mamak-mamak ini gak bisa menikmati dengan tenang lukisan-lukisannya.

"tengkorak Coco, mim!", kata Zey.

Bagian lain yang menarik adalah saat kita masuk ke infinity room Yayoi Kusama. Menurut saya ini memberi exposure baru buat Zey sih, terbukti pas dia masuk ruangannya dia langsung teriak takjub “Whoooaaahh..!!!”. 45 detik disana, kami pun foto-foto kilat. Untung dapet. Hihi..

Total waktu yang kami habiskan di area galeri tidak sampai 30 menit karena ternyata buat balita, tempatnya kurang kondusif. Kayanya memang bukan nature nya balita untuk just stare & enjoy. Harus aja kan eksplor, menyentuh, meraba, sedangkan hal itu mana dibolehin di museum. Zeya pegang pagar pembatas display aja (kecolongan saat sy cek HP), satpamnya langsung nyamperin sambal “Eh! Eh! Eh!” gitu, bikin Zeya kaget dan berujung pada minta gendong sepanjang galeri. Mamak hamil makin lah encok.


-->
So, kesimpulannya saya senang karena akhirnya bisa memberikan pengalaman datang ke galeri seni untuk Zeya. Saya jadi bisa memberi tahu dia apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di museum dan menceritakan sedikit tentang profesi seniman. Selain itu, saya, Rissa, Zeya, & Alula sangat menikmati kegiatan sensory play by Ganara Art Studio di Museum Macan ini dan merekomendasikan ibu-ibu yang punya balita juga untuk ikut kegiatan ini jika ingin membawa anaknya kesini. Karena tanpa kegiatan ini, Museum Macan hanya jadi museum yang bisa dinikmati oleh orang dewasa. ;)

Best,
B

Comments

Popular Posts