Review Istana Anak Indonesia TMII



Sekitar sebulan yang lalu, saya dan Zey (3.5 tahun) berkunjung ke Istana Anak Indonesia TMII, untuk mewujudkan mimpi Zey pakai baju princess ke istana. Hmmm.. Baiklah, berhubung beberapa bulan lagi saya lahiran dan pengen menyempatkan banyak quality time sama si sulung, plus TMII cuma 10 menit dari rumah (tanpa macet), jadi pagi itu kami sudah meluncur kesana.

Kami sampai di TMII sekitar pukul 10:00, dan langsung membayar tiket masuk di gerbang depan seharga Rp 45.000 (mobil Rp 15.000, orang 2 @ Rp 15.000). Saya sempat tanya apakah TMII punya program annual pass or something, tapi ternyata tidak. Adanya 6 months pass dan itupun harus untuk orang yang memang punya kegiatan di TMII kaya tenant kantin atau pengurus rumah adat. Yah.. Sayang sekali, padahal dengan jarak yang cukup dekat dari rumah, saya sih tidak keberatan kesini setiap minggu karena banyak museum-museum yang bisa di-eksplor dan kaya pengetahuan buat anak-anak.

Waktu itu belum terlalu banyak pengunjungnya, mungkin karena masih terbilang pagi. Kami langsung meluncur menuju Istana Anak Indonesia. Zey yang dari rumah saja sudah memakai baju Princess Belle betul-betul sudah tidak sabar untuk segera bermain role play di istana bak film Beauty and the Beast. Hihihi..

Untuk masuk Istana Anak Indonesia, kami harus membayar tiket lagi. Gak mahal sih, cuma Rp 10.000 per orang. Oke deh, cuss langsung masuk. Awal masuk, di depan kami langsung terpampang tinggi istana yang sangat megah. Zey senang sekali! Kami pun sibuk mengelilingi bagian luar istana sambal berfoto ria (jangan tanya foto saya, karena pergi cuma berdua, jadi saya yang pegang kamera all the time. Hihi). Setelah puas di bagian luar, Zey pun mengajak saya masuk ke dalam.. And here’s the interesting part. Saat masuk istana, dia langsung kecewa sekecewa kecewanya karena isi istana nya museum, bukan furniture kerajaan seperti yang ada di bayangan dia. Hihi.. Akhirnya kami pun berjalan ke bagian belakang Istana. Disana, kami bisa menaiki tangga untuk naik ke benteng istana. DIsini Zey mulai gerah dan kerepotan dengan baju princessnya. Malah pas naik tangga dia sempat ‘ngamuk’ (princess cranky. Lol). Akhirnya sampai di benteng istana, dia minta ganti baju.

Cranky princess. Lol

Total durasi pakai baju princess di istana: 20 menit. Okesip. :D

Setelah puas menjelajahi bagian atas istana, kami pun turun kembali ke bawah untuk bermain di play ground nya. Mainan untuk mengasah motorik kasar di play ground ini cukup bagus (waktu saya kesana sepertinya baru dicat), cuma mungkin karena lagi musim hujan juga, beberapa perosotan banyak yang kotor. Selain permainan statis, ada juga beberapa permainan yang menggunakan mesin seperti kereta api (nyesel gak naik ini), monorail, dan merry go round. Untuk permainan yang menggunakan mesin ini, keliatannya sudah tua sekali dan kurang terurus (kecuali kereta api), dan untuk naik kesitu harus bayar lagi Rp 5.000 per permainan.




Zey pengen naik monorail. Baiklah saya temani. Pas awal naik, komentar saya, “gile umur berapa nih monorail, hiasannya aja masih Sailor Moon”. Seingat saya, Sailor Moon itu populer di jaman saya SD. Waks! Pas naik aja udah deg-degan banget, apalagi saat monorail mulai berjalan di atas rel dengan ketinggian sekitar 5 meter ke bawah. Kereta berpenumpang 2 orang itu gradak gruduk dan pas belok OMG serem, agak miring gitu! Sepanjang rel saya gak berhenti nyebut dan doa-doa (diem-diem supaya Zey gak panik), kayanya itu 5 menit terlama yang saya rasakan selama masa kehamilan ke dua ini (lebay but true. Qkqk). Pas akhirnya turun, saya bersyukur banget karena masih dikasih keselamatan. So, menurut saya mainan mesinnya masih okelah kecuali si monorail ini.

Pemandangan dari monorail. Motonya sambil gemeteran. Wkwk
                                       
Tidak banyak waktu yang kami habiskan di Istana Anak Indonesia. Mungkin karena weekday juga kesananya dan sepi, Zey jadi kurang bersemangat mainnya. Padahal di bagian belakangnya ada kolam renang yang cukup besar dengan dekorasi & permainan yang lumayan beragam (sempat ngintip pas naik kereta gantung tahun lalu), tapi pas kami kesana ternyata sedang direnovasi. Let’s hope that they’ll make it more modern & proper like they did with Museum Reptil.


Setelah monorail, kamipun melanjutkan hari menuju Museum Reptil. Nah nah.. Yang ini sih mimimnya juga suka. Sudah direnovasi dan jadi recommended banget. Saya bahas di post lain ya. For now, segitu dulu review untuk Istana Anak Indonesia. Kesimpulannya, not bad lah untuk foto-foto dan menambah exposure anak, tapi mungkin bukan tempat yang tepat untuk menghabiskan hari (kecuali mau berenang).


Best,
B

Comments

Popular Posts