Pesan Nenek..


Bismillah..

Saya dekat dengan nenek yang merupakan tante dari ibu saya lebih dari kedekatan saya ke nenek langsung. Mungkin karena ibunya ibu saya tinggal di kota yang berbeda yang jaraknya cukup jauh dari kota tempat kami tinggal saat itu, sedangkan nenek-tante saya tinggal satu kota dengan kami. Nenek saya ini (saya akan memanggilnya "Nin" mulai saat ini) merupakan seorang wanita karir sukses di masa mudanya. Dosen, kader partai, juga sempat memegang jabatan penting di salah satu organisasi non-profit terbesar di Indonesia. Suatu hari saya menonton beliau dilantik untuk jabatan tersebut dan saya benar-benar bangga.

Di masa SMA saya, seringkali saya pulang sekolah ke rumah nenek saya ini di hari Sabtu, untuk menginap menemani beliau. Di malam-malam inilah biasanya transfer ilmu dan kebijaksanaan dimulai. Aneka wejangan dan nasihat diberikan Nin walaupun pada saat itu tanggapan saya biasanya cuma "iya-iya" aja. Wkwk.. Tanpa disadari, semua wejangan dan nasehat itu menyerap di diri saya sehingga saya tumbuh menjadi perempuan muda yang memiliki semangat pantang menyerah seperti beliau. Nin adalah salah satu role model terbaik saya dan contoh sukses seorang wanita karir.

Setidaknya itulah pandangan saya kepada Nin dulu..

Setelah menikah, saya ikut kemana 'rumah' (suami) saya berada. Setelah punya anak, hidup pun berubah 180 derajat. Pertemuan saya dan Nin tidak sesering dulu. Lambat laun, kesehatan Nin pun semakin menurun. Hingga saat ini Beliau menghabiskan harinya di atas tempat tidurnya. Jika kami bertemu sesekali, Nin selalu semangat mendengarkan cerita-cerita saya tentang membangun bisnis, tentang berjualan, tentang beasiswa, dan pencapaian-pencapaian lainnya.

Sampai suatu saat di pertemuan kami saat halal bihalal lebaran kemarin..

Nin bertanya pada saya apakah saya masih berbisnis? Bagaimana jalannya, dll?.. Dengan penuh kerendahan hati, saya menjawab sambil tersenyum, "Udah enggak, nin.. Sekarang saya fokus mengurus keluarga & anak-anak. Yang kecil juga saya home school."

Agak deg-degan sebenarnya menjawab seperti itu, tapi memang begitu adanya. Saya tidak malu, namun saya sedikit takut membuatnya kecewa. Saya tidak tumbuh seperti dirinya. Bukan wanita karir, bukan pengusaha..

Jawaban Nin membuat saya tersentak. Tanpa disangka, dengan matanya yang masih penuh binar semangat Nin mengangkat jempolnya seraya berkata, "BAGUS!!! BAGUS!! Udah gitu aja udah paling bener! Pertahankan ya sayang. Bagus sekali Nin dukung."

Mashallah Tabarakallah.. Saya tidak bertanya lebih lanjut 'kenapanya' tapi saya tahu Nin mengatakannya dengan tulus. Sepulang dari mengunjungi Nin di dalam mobil, air mata saya tak mampu lagi saya bendung. Mungkin saya dan Nin tidak bisa saling curhat dan saling menyemangati sampai lupa waktu lagi seperti dulu, namun sepotong ucapan pendek nin tadi sudah cukup membuat saya yakin bahwa kata-katanya datang dari hati. Pada akhirnya, hal tersebut disampaikan oleh seseorang yang sudah lebih dari 7 dekade ada di dunia ini dan tentunya sudah sangat banyak makan asam garam kehidupan.

Terima kasih, Nin.. Untuk semua late night chit chat kita, & secuplik validasi dan penyemangat di akhir tahun lalu. We might be separated a lot, but I'll always bring you in my prayers. Barakallah & love you..


Love,

B

Comments

Popular Posts