When a Girl Become a Woman


Hohoho .. Tenang-tenang, saya bukan mau membicarakan hal-hal berbau porno kok.. =p tapi emang sesuatu yang dewasa banget..

When a girl become a woman.. or when a boy become a man.. whatever! yang ingin saya angkat di sini adalah, apa sih sebenarnya pengertian dewasa itu? Apa hanya sebatas dari anak kecil, menjadi orang gede? Mungkin kita pernah mendengar ungkapan "tua itu pasti, tapi dewasa itu pilihan".. saya sepenuhnya setuju.. Pertama kita lihat dulu definisi dari tua dan dewasa..

Tua: berhubungan dengan kondisi fisik kita sebagai manusia. Seiring berjalannya umur, kulit semakin mengkerut, badan jadi cepat capek, dan sebagainya. Hal ini di luar kuasa kita dan siapapun pasti mengalaminya.

Dewasa: berhubungan dengan mental/psikologis seseorang. Terdapat karakteristik tertentu dari orang dewasa dan anak-anak. Sikap dewasa sepenuhnya ada dalam kontrol kita, itulah yang menjadikannya sebuah pilihan. Ada orang yang karena kondisi dan lingkungannya dapat menjadi jauh lebih dewasa dibanding umurnya, namun ada juga yang sikap mentalnya belum menunjukkan kedewasaan walaupun umurnya sudah memasuki usia dewasa.

Ada hal menarik yang diungkapkan salah satu teman saya. Saat kami sedang berbincang-bincang mengenai kehidupan setelah menikah (sok tau, padahal saya menikah saja belum. hehehe, maksudnya dia yang ngomongin), teman saya itu bilang bahwa memerlukan kedewasaan untuk menikah. Akhirnya kami membahas apa itu dewasa. Teman saya berceletuk 'Ada yang bilang dewasa itu sama dengan agamis'. Saya hanya mengangguk-angguk dan belum memberikan jawaban karena saya belum memikirkan jawaban yang tepat (daripada sotoy. :p), sampai pada hari ini saya menulis blog ini.. Inilah pendapat saya mengenai kedewasaan.

Mengutip situs www.lifetofullest.com terdapat 4 kualitas utama yang mengukur kedewasaan seseorang:

1. Integritas
 Selalu menjungjung kebenaran, walaupun tidak selalu enak.. Selalu mengatakan yang sebenarnya walaupun itu menyakitkan..

2. Tanggung Jawab
Mau dan mampu menanggung akibat dari semua perbuatannya.. Mau menerima opini dan kritik orang lain.. Dapat mengakui kesalahan diri sendiri.

3. Pembelajaran
Memiliki keinginan untuk belajar yang ditunjukkan dengan kemauan menyimak perkataan orang lain dan mengembangkan perspektif sendiri.. Memiliki pikiran yang terbuka terhadap hal-hal baru, merespon sesuatu dengan mencari pembuktiannya terlebih dahulu..

4. Keterbukaan
Supel dan mudah bergaul dengan siapa saja.. Memperlakukan orang-orang sekitarnya dengan baik..

Keempat point itu merupakan penjabaran dari satu kata sifat: ISTIQAMAH atau bahasa Indonesia nya selalu berada di jalan yang lurus. Menjadi orang yang seperti ini tentunya tidak mudah untuk dilakukan (include me), karena kita kadang harus mengorbankan sesuatu baik itu perasaan, tenaga, waktu.. tapi di situlah pembelajarannya. Perlu modal untuk menghasilkan sesuatu kan? Dan mengenai hubungannya dengan agama, menurut saya, yang dibutuhkan seseorang untuk menjadi dewasa, atau cerminan orang yang dewasa adalah tuntunan/nilai-nilai kebaikan.. dan biasanya hal tersebut ada di agama, karena tidak ada agama yang mengajarkan pada keburukan kan? Jadi sebetulnya masih mungkin orang tumbuh dewasa tapi tidak agamis, atau agamis tapi tidak dewasa. Semua kembali ke diri masing-masing, mau sejauh mana istiqomah-nya? =)

Yang paling baik sih dewasa dan agamis.. Jadi selamat dunia-akhirat.Hehe amiin..

Nampaknya segitu dulu kesotoy-an saya hari ini.. Akhir kata, saya cuma mau bilang kalau saya selalu memandang hidup sebagai Endless School, dimana setiap harinya ada pelajaran yang bisa dipetik. Pelajaran untuk jadi orang yang lebih baik tentunya.. =)

Have a nice night..

Technorati Tags:

Comments

Popular Posts